Senin, 26 September 2011

Cerita Cekak

TIMUN EMAS

Kacarita, Mbok Randha Dhadhapan duwe anak pupon wedok, jenenge Timun Emas. Ing Desa Dhadhapan mau ana Buta Ijo irunge dawa, mula ya diarani Buta Irungdawa. Gunemane bindheng. Buta Irungdawa mau pengin banget mangan Timun Emas. Bareng kepergok kandha, “Imung Emah, Imung Emah, owe anuta ae, alep takangan.” Timun Emas mangsuli, “Buta Ijo, aku gelem kopangan, ning aku pekna pelem dhisik.”
“Iya, sing endi takeneke.”
“Kae lho.”
Buta Ijo banjur menek wit pelem sedhela-sedhela takon, “Imung Emah, sing endi?”
“Kae lho, dhuwure maneh.”
“Sing iki Imung Emah.”
“Dudu, munggaha maneh.”
Suwe-suwe olehe menek Buta Ijo tekan pencit. Timun Emas nuduhake pelem sing cedhak susuh ngarang. Bareng pelem disendhal, ngangrange ngebruki raine Buta Ijo kabeh. Irunge dikeroyok ngangrang.
Buta Ijo sambat-sambat, “Adhuh biyung, lalane ola kaluwan. Imung Emah apusi.”
Timun Emas mlayu mulih nyritakake kedadean mau marang embokne. Mbok Randha kandha, “Ngger, enake kowe mlayu bae. Ora wurung kowe mesthi bakal diuber-uber Buta Ijo. Enya, iki dakgawani tebu, uyah karo trasi. Yen kowe mengko dioyak, tebu iki buwangen, mengko rak banjur dadi alas tebu. Buta Ijo mesthi njur ketunkul mangan tebu, lali kowe. Lha, kowe terus mlayu. Yen Buta Ijo nututi maneh, uyah sebaren, mengko rak dadi banyu kimplah-kimplah. Sing keri dhewe trasi iki. Samangsa Buta Ijo cedhak kowe, trasi iki uncalna menyang ngarepe, mengko rak dadi embel. Wis ndang budhala, selak dioyak Buta Ijo. Ora liwat aku mung dongakake slamet.”
Timun Emas pamitan marang Mbok Randha, banjur budhal gegancangan. Buta Ijo nututi. Ora suwe Timun Emas wis katon. Buta Ijo celuk-celuk, “Imung Emah, mandheka, takangan!”
Meh bae ketututan, nanging Timun Emas enggal-enggal nguncalake tebune. Jleg, sanalika dadi alas tebu sing gedhe lan amba banget. Buta Ijo weruh tebu pirang-pirang, banjur dipangan nganti entek kabeh. Bareng wis entek, Buta Ijo kelingan burone. Timun Emas banjur ditututi maneh. Bareng wis cedhak, Buta Ijo celuk-celuk Timun Emas, “Imung Emah, Imung Emah, mandheka dhisik, takangan!” Timun Emas nyebar uyahe, sanalika dadi bengawan kang gedhe banget. Buta Ijo olehe nyabrang rekasa banget, nanging suwe-suwe ya tekan pinggir, banjur nututi Timun Emas. Bareng wis cedhak, Timun Emas ora sranta banjur nguncalake trasine. Sanalika dadi embel kang jembar banget. Buta Ijo nekad nrajang embel mau. Rekasa banget, lakune kepetel-petel, saya suwe saya ambles. Buta Ijo ora bisa obah, ora bisa polah, wekasa mati katutupan embel.
Timun Emas nerusake lakune. Wusanane tekan ing Jenggala, kapethuk karo Raden Putra. Bungahe ora karuwa, awit Timun Emas iku satemene garwane Raden Putra. Mbok Randha banjur ditimbali menyang Jemnggala, diparingi omah, sandhangan lan liya-liyane.
»»  BACA SELENGKAPNYA.....

Selasa, 20 September 2011

Permasalahan Kuantitas Penduduk KD 1.4


Jumlah penduduk yang besar berdampak langsung terhadap pembangunan berupa tersedianya tenaga kerja yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembangunan. Akan tetapi kuantitas penduduk tersebut juga memicu munculnya permasalahan yang berdampak terhadap pembangunan. Permasalahan-permasalahan tersebut di antaranya:

  1. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak diimbangi dengan kemampuan produksi menyebabkan tingginya beban pembangunan berkaitan dengan penyediaan pangan, sandang, dan papan.
  2. Kepadatan penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan hanya terpusat pada daerah-daerah tertentu yang padat penduduknya saja. Hal ini menyebabkan hasil pembangunan tidak bisa dinikmati secara merata, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara daerah yang padat dan daerah yang jarang penduduknya.
  3. Tingginya angka urbanisasi menyebabkan munculnya kawasan kumuh di kota-kota besar, sehingga menimbulkan kesenjangan sosial antara kelompok kaya dan kelompok miskin kota.
  4. Pesatnya pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan volume pekerjaan menyebabkan terjadinya pengangguran yang berdampak pada kerawanan sosial.
Permasalahan Kualitas Penduduk dan Dampaknya terhadap Pembangunan

Berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kualitas penduduk dan dampaknya terhadap pembangunan adalah sebagai berikut:

1.  Masalah tingkat pendidikan

Keadaan penduduk di negara-negara yang sedang berkembang tingkat pendidikannya relatif lebih rendah dibandingkan penduduk di negara-negara maju, demikian juga dengan tingkat pendidikan penduduk Indonesia. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk Indonesia disebabkan oleh:
  1. Tingkat kesadaran masyarakat untuk bersekolah rendah.
  2. Besarnya anak usia sekolah yang tidak seimbang dengan penyediaan sarana pendidikan.
  3. Pendapatan perkapita penduduk di Indonesia rendah.
Dampak yang ditimbulkan dari rendahnya tingkat pendidikan terhadap pembangunan adalah:
  1. Rendahnya penguasaan teknologi maju, sehingga harus mendatangkan tenaga ahli dari negara maju. Keadaan ini sungguh ironis, di mana keadaan jumlah penduduk Indonesia besar, tetapi tidak mampu mencukupi kebutuhan tenaga ahli yang sangat diperlukan dalam pembangunan.
  2. Rendahnya tingkat pendidikan mengakibatkan sulitnya masyarakat menerima hal-hal yang baru. Hal ini nampak dengan ketidakmampuan masyarakat merawat hasil pembangunan secara benar, sehingga banyak fasilitas umum yang rusak karena ketidakmampuan masyarakat memperlakukan secara tepat. Kenyataan seperti ini apabila terus dibiarkan akan menghambat jalannya pembangunan. Oleh karena itu, pemerintah mengambil beberapa kebijakan yang dapat meningkatkan mutu pendidikan masyarakat.
Usaha-usaha tersebut di antaranya:
  • Pencanangan wajib belajar 9 tahun.
  • Mengadakan proyek belajar jarak jauh seperti SMP Terbuka dan Universitas Terbuka.
  • Meningkatkan sarana dan prasarana pendidikan (gedung sekolah, perpustakaan, laboratorium, dan lain-lain).
  • Meningkatkan mutu guru melalui penataran-penataran.
  • Menyempurnakan kurikulum sesuai perkembangan zaman.
  • Mencanangkan gerakan orang tua asuh.
  • Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi.
2.  Masalah kesehatan

Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan.
Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
  1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
  2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
  3. Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan.
  4. Gizi yang rendah.
  5. Penyakit menular.
  6. Lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh).
Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal.
Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:
  1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
  2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
  3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
  4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
  5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
  6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.
3.  Masalah tingkat penghasilan/pendapatan

Tingkat penghasilan/pendapatan suatu negara biasanya diukur dari pendapatan per kapita, yaitu jumlah pendapatan rata-rata penduduk dalam suatu negara.
Negara-negara berkembang umumnya mempunyai pendapatan per kapita rendah, hal ini disebabkan oleh:
  1. Pendidikan masyarakat rendah, tidak banyak tenaga ahli, dan lain-lain.
  2. Jumlah penduduk banyak.
  3. Besarnya angka ketergantungan.
Berdasarkan pendapatan per kapitanya, negara digolongkan menjadi 3, yaitu:
  1. Negara kaya, pendapatan per kapitanya > US$ 1.000.
  2. Negara sedang, pendapatan per kapitanya = US$ 300 – 1.00.
  3. Negara miskin, pendapatan per kapitanya < US$ 300.
Adapun dampak rendahnya tingkat pendapatan penduduk terhadap pembangunan adalah:
  1. Rendahnya daya beli masyarakat menyebabkan pembangunan bidang ekonomi kurang berkembang baik.
  2. Tingkat kesejahteraan masyarakat rendah menyebabkan hasil pembangunan hanya banyak dinikmati kelompok masyarakat kelas sosial menengah ke atas.
Untuk meningkatkan pendapatan masyarakat (kesejahteraan masyarakat), sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan pemerintah melakukan upaya dalam bentuk:
  1. Menekan laju pertumbuhan penduduk.
  2. Merangsang kemauan berwiraswasta.
  3. Menggiatkan usaha kerajinan rumah tangga/industrialisasi.
  4. Memperluas kesempatan kerja.
  5. Meningkatkan GNP dengan cara meningkatkan barang dan jas


»»  BACA SELENGKAPNYA.....

Kamis, 15 September 2011

Sejarah Lahirnya Pancasila

        
      Pada tanggal 28 Mei, dibentuklah suatu badan yang bernama Badan Penyidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Tugas badan ini adalah menyelidiki dan mengumpulkan usul-usul untuk selanjutnya dikemukakan kepada pemerintah Jepang untuk dapat dipertimbangkan bagi kemerdekaan Indonesia. sidang pertama pada tanggal 29 Mei 1945 – 1 Juni 1945. Pada sidang pertama itu, banyak anggota yang berbicara, dua di antaranya adalah Muhammad Yamin dan Bung Karno, yang masing-masing mengusulkan calon dasar negara untuk Indonesia merdeka.

Usulan Muhammad Yamin secara lisan :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat

Selain itu Muhammad Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yang juga terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam permusyawaratan  / perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno mengajukan usul mengenai calon dasar negara yang terdiri atas lima hal, yaitu:
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan

Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama Pancasila. Lebih lanjut Bung Karno mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3. Ketuhanan

Berikutnya tiga hal ini menurutnya juga dapat diperas menjadi Ekasila yaitu Gotong Royong.

Selesai sidang pertama, pada tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. Adapun anggota panitia kecil ini terdiri atas delapan orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno
2. Ki Bagus Hadikusumo
3. K.H. Wachid Hasjim
4. Mr. Muh. Yamin
5. M. Sutardjo Kartohadikusumo
6. Mr. A.A. Maramis
7. R. Otto Iskandar Dinata
8. Drs. Muh. Hatta

     Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujuinya dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul-Usul/Perumus Dasar Negara, yang terdiri atas sembilan orang, yaitu:

1. Ir. Soekarno
2. Drs. Muh. Hatta
3. Mr. A.A. Maramis
4. K.H. Wachid Hasyim
5. Abdul Kahar Muzakkir
6. Abikusno Tjokrosujoso
7. H. Agus Salim
8. Mr. Ahmad Subardjo
9. Mr. Muh. Yamin

      Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini pada tanggal itu juga melanjutkan sidang dan berhasil merumuskan calon Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian lebih dikenal dengan sebutan “Piagam Jakarta”.
      Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang cukup panjang. Sebelum mengesahkan Preambul, Bung Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari Indonesia bagian Timur yang menemuinya.
      Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata “ketuhanan” yang berbunyi “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” dihapus. Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI yang baru saja diproklamasikan. Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim dan Teuku Muh. Hasan. Muh. Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan dan kesatuan bangsa.
      Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan kesatuan, mengingat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan dicoretnya “dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” di belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan “Yang Maha Esa”.
»»  BACA SELENGKAPNYA.....

Post Card


Dear Budi,

I’m in Jakarta  to see the football match of Persija versus Sriwijaya FC.
Most people in Jakarta are the Persija’s supporters or The Jak Mania. I saw some football player were stretching before playing  the match in GBK Stadium. Kick off was started by Bambang Pamungkas.  He scored the first goal. The second goal was scored by M. Ilham. After the break, Oktavianus Maniani scored the first goal of Sriwijaya FC. The Final score was 2-1 for Persija. After those match, I went back to hotel with my friends. I was so sorry you’re not with us.
See you soon.

Your Friend,

Jackie
»»  BACA SELENGKAPNYA.....

Rabu, 14 September 2011

Geometri

SQUARE

     Square is  two-dimensional form that formed by  four ribs of the same length and has four corners all of which is a right angle.

RECTANGLE

Rectangle is form that formed by two pairs of ribs are each equal length and parallel to the spouse. 

TRIANGLE

Triangle is a form which is made from three sides which are straight lines and three angles. 

CIRCLE

Circle is the set of all points on the field within a certain distance, called the radius, from a certain point, called the center. 

PARALLELOGRAM

Parallelogram are two-dimensional form that formed by two pairs of ribs are each equal length and parallel to the spouse. 

TRAPEZOID

Trapezoid is a two-dimensional form that formed by four ribs are two of them are parallel but not equal in length. 
»»  BACA SELENGKAPNYA.....